Di hari Sabtu yang indah ini, ijinkan gue menulis cerita mengenai beberapa kegagalan yang pernah gue alami. Bukan tanpa maksud, salah satunya sebagai pengingat bahwa kita bisa lewatin semua itu! dan meyakini sesuatu yang memang milik kita, akan kita dapat meski harus melewati banyak kegagalan di awal. Karena dalam kehidupan nyata sesuatu nggak diciptakan gratis, kita harus sadar bahwa akan banyak sekali tantangan bahkan pengorbanan untuk bisa sampai kesana.
Sekarang usia gue..... *ngitung dulu, maklum udah rada berumur* sekitar 26 tahun, but i love me with positive thought, laugh a lot and strength that i have. Gue ngerasa selama hidup, lebih banyak memberi keyakinan atau masukan daripada diberi. Dengan maksud, supaya hal yang sama bisa kembali ke gue.
Mungkin sebagian orang pernah memiliki pertanyaan-pertanyaan besar seperti :
Bagaimana kita tahu, apa yang kita jalanin ini bener?
Bagaimana kita tahu, kapan kita berhasil?
Bagaimana kita tahu, sesuatu itu milik kita?
How?
Jadi teringat pesan salah satu dosen di kampus yang berhasil merubah pola pikir gue. Kurang lebih isi percakapannya seperti ini...
"Kalau neng merasa berat ngejalanin sesuatu, tandanya jalan yang diambil sudah benar."
Loh kok jalan yang bener malah terasa lebih berat sih, Ki? Harusnya kalau emang bener, pasti gampang dong kita dapetinnya?
"mindset keliru, karena perjalanan yang berat akan mengasah neng jadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat lagi. Ada pepatah, semakin tinggi pohon semakin kencang pula anginnya. Menurut neng itu apa artinya?"
Makin banyak mau, makin banyak juga ujiannya nggak sih Ki? *maklum, awal-awal ngampus memang agak sedikit asal ngejawab hehe*
"Iya, betul. Semakin dewasa neng, semakin banyak ujian yang akan dihadapi. Kalau disosiologi kan ada istilah mobilitas, seperti roda yang berputar, sama dengan kehidupan. Pun neng sedang berjuang atau ada di titik keberhasilan, harus selalu yakin bisa lewati itu dan banyak-banyak bersyukur sama Allah SWT...."
Dosen gue satu ini memang selalu menyelipkan pesan-pesan religiusnya, mengingatkan betapa kehidupan yang sebenarnya perlu diperjuangkan namun tetap waspada bahwa semuanya sementara.
Iya, semua itu baru bisa gue pahami beberapa tahun belakang. Mungkin kalau kita mengingat masa kecil, sudah berapa kali jatuh dari sepeda? Tidak terhitung. Dulu, masa kecil gue dibandung diisi dengan bermain sepeda. Karena sepeda roda 4 yang gue punya terlalu mudah untuk dinaikin, alhasil gue sering minjem sepeda roda 2 yang gede banget ke Teteh2 deket rumah. Masuk got, nyungsruk, jatoh sampe kedua lutut gue bedarah gabikin gue berhenti untuk terus naik sepeda roda 2 sampe gue bisa!
Apa yang didapat setelahnya? Bisa mengendarai dengan penuh keberanian dan tanpa rasa takut. Apalagi yang harus ditakuti? Semua celaka udah pernah dicoba wkwkwkwk
***
Tiga tahun yang lalu dengan tujuan dan harapan bisa menjadi bagian dari pigiwilnigirisipil, gue mengikuti seleksi tersebut yang singkat cerita gue gagal untuk kali pertama. Di tahun berikutnya, tujuan masih sama tapi karena mindset gue yang keliru "menganggap bahwa orang daerah berlomba-lomba masuk ke Jakarta, lalu gue mutusin untuk tukeran; pergi ke daerah." membuat gue gagal untuk yang kedua kalinya dan lebih miris dari kegagalan yang pertama. Di tahun ini, gue coba ikut lagi untuk yang ketiga kalinya, masih dengan harapan dan tujuan yang sama.
Apa yang kita jalanin ini bener?
Apa kita akan berhasil?
Apa kali ini kesempatan berpihak pada kita?
Jawabannya, kita akan berhasil mencapai tujuan di awal dengan belajar dari kegagalan sebelumnya, ditambah dengan keyakinan yang jauh lebih besar lagi.
***
Selamat malam minggu, di akhir bulan Juli
Jangan terlalu nyaman menunggu, ayok kita coba lagi!
***
Karena keraguan itu datang dari niat besar yang sangat baik, nggak salah kalau perasaan itu terus menggoyangkan pikiranmu. π